Jumat, 22 Januari 2010

Ini Penjara Apa Hotel?

Jumat, 22 Januari 2010
Ini Penjara Apa Hotel?



Kasus yang menimpa Artalyta Suryani alias Ayin, terpidana mengenai kasus penyuapan uang Rp 6 miliar kepada jaksa Urip Tri Gunawan. Membuat dirinya kini mendekam di tahanan Rutan Pondok Bambu, dengan ancaman fonis hukuman selama 5 tahun penjara untuk membayar kejahatan yang telah ia perbuat. Setelah cukup lama mendekam di penjara, kabar Ayin lama tidak muncul lagi di media-media di Indonesia. Lama kasus Artalyta tidak muncul di media, tiba-tiba muncul berita mengenai Mafia Hukum pada hari minggu malam tanggal 10 Januari pukul 19.30 WIB melakukan sidak (inspeksi mendadak) di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur tempat Ayin menjalani masa tahanannya.

Inspeksi mendadak yang dilakukan oleh Mafia Hukum membuat petugas-petugas rutan tersebut kaget dan binggung ketakutan saat mengetahui kedatangan ketiga pejabat yang melakukan sidak tersebut. Salah satu petugas ada yang berusaha mencoba menghalang-halangi petugas yang melakukan sidak, dengan berbagai alasan yang dikatakan kepada petugas dan para wartawan yang akan masuk kedalam rutan. Ruang pertama yang di kunjungi oleh petugas adalah ruang bimbingan kerja, di ruang itu terlihat Ayin sedang duduk berselonjor di sebuah sofa sambil merawat kecantikan. Ruangan yang seharusnya menjadi bimbingan kerja (bingker) ini telah disulap oleh petugas-petugas yang bekerja di rutan tersebut menjadi ruang tahanan yang nyaman, tentram, dan damai. Semua kebutuhan-kebutuhan sehari-hari ada di ruangan ini, fasilitas yang ada juga melebihi fasilitas hotel setaraf bintang lima. Televisi plasma, kulkas, kompor, pendingin udara, tempat bermain anak semua terdapat diruangan ini. Walaupun seperti pendingin udara disembunyi-sembunyikan didalam lemari yang menempel di tembok, petugas tetap menemukan bukti tersebut. Kepada petugas Ayin sempat mengaku, bahwa dirinya juga pernah meninggalkan rutan bambu ini sebanyak 2 kali dengan alasan mengunjungi keluarga yang sakit.

Ayin mendapatkan ruangan yang spesial di banding teman-temannya yang berada di ruang tahanan lainnya yang berisikan 12 orang dalam satu ruangan. Pada era penjajahan Belanda dulu orang-orang pribumi yang dipenjara oleh Kolonial Belanda, menjalani hukuman yang sangat berat dan tempat yang di gunakan untuk penjara sangatlah pengab karena berada di bawah tanah, sehingga sedikit sekali udara yang masuk. Berbeda dengan ruang tahanan saat ini, walaupun sempit masih terdapat udara segar yang masuk di dalam ruang tahanan.

Betapa ironisnya hal ini terjadi di bangsa yang kita cintai ini, apakah peradilan hukum yang seperti ini akan terus berjalan di negara kita? mudah-mudahan tidak, karena jika hal ini masih terjadi sungguh mengerikan nasib bangsa kita selanjutnya. Semoga peradilan di negara kita terus di tegakan, agar orang-orang menjadi jera atau takut bila melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum. Karena ancaman hukuman yang didapat sangatlah mengerikan dan tidak seenak yang dibayangkan.

Sumber foto : www.kaskus.us

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cerita Tempoe Doeloe dan Masa kini. . . ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates