Sabtu, 23 Januari 2010

Pengahancur Hutan Menimbulkan Petaka

Sabtu, 23 Januari 2010

Gelar penghancuran hutan tercepat diberikan oleh Guinness World Record kepada negara Indonesia. Sertifikat Guinnes yang diterima dari Greenpeace, terdapat kalimat “dari 44 negara yang secara kolektif memiliki 90% hutan di dunia, negara yang meraih tingkat penghancuran hutan tercepat adalah negara Indonesia. Jumlah hutan yang ditebangi secara liar mencapai 1.871 juta hektar hutan per tahun, hal itu terjadi pada tahun 2000 sampai tahun 2005 silam. Merupakan sebuah tingkat kehancuran sebesar 27% setiap tahun atau 51 kilometer persegi tiap harinya”. Memang hal ini terlihat kecil, jika dibandingkan oleh negara Brazil yang juga memiliki hutan yang luas. Hutan yang hancur setiap tahun di Indonesia sebenarnya masih dibawahnya Brazil, negara yang memiliki kehancuran hutan 3,103 juta hektar per tahun ini. Tetapi angka tersebut hanyalah 0,6 dari angka keseluruhan luas hutan yang ada di Brazil dibandingkan dengan Indonesia yang mencapai hingga 2%.

Rusaknya hutan akan menyulut serangkaian bencana seperti banjir, emisi gas, efek rumah kaca, kebakaran, longsor, kekeringan, hilangnya satwa liar, bahkan erosi besar-besaran. Adanya kejadian tersebut, membuat negara Australia memberikan bantuan senilai 40 juta dolar kepada Indonesia pada saat International Forest Carbon Initiative berlangsung. Kalau negara lain begitu peduli, mengapa kita hanya diam dan pasrah melihat hal ini terjadi? Ayolah kita bangkit dan sadar untuk menjaga lingkungan hidup kita.

Musnahnya Satwa Liar Akibat dari Kerusakan Hutan

Salah satu akibat dari kerusakan hutan adalah musnahnya satwa-satwa liar yang ada di dalamnya. Padahal kita bisa bangga, karena data KLH menyebutkan Indonesia menempati peringkat pertama di dunia dalam kekayaan spesies mamalia (646 spesies), peringkat pertama untuk kupu-kupu berekor (121 spesies), peringkat ketiga untuk reptil (lebih dari 600 spesies), keempat untuk burung (1.603 spesies), kelima untuk amfibi(270 spesies), dan ketujuh untuk tumbuhan berbunga.

Tapi, data itu seolah tidak ada artinya karena dalam 10 tahun terakhir, kerusakan alam atau hutan dan keanekaragaman hayati Indonesia meningkat pesat. Bahkan bank dunia sendiri sudah menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang terancam kepunahan biodiversitas.

Selain disebabkan oleh kerusakan hutan, satwa liar pun makin diambang kepunahan karena maraknya perdagangan hewan illegal. Ditemukan dalam sehari telah terjadi transaksi perdagangan satwa liar secara illegal sebanyak 10-30 ekor. Bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan , kita tidak dapat melihat harimau atau hewan-hewan langka lainnya lagi.

sumber foto: kay82.files.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cerita Tempoe Doeloe dan Masa kini. . . ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates